Lewat Senandika “Mencari Makna Bahagia”, Kak Dan Suarakan Pencarian Makna Hidup di Tengah Hujan

Eplkotabaru.blogspot.com - Kotabaru. Sebuah karya sastra berbentuk Senandika bertajuk "Mencari Makna Bahagia” karya Tulisan Si Hitam atau Muhammad Ramadani yang kerap di panggil Kak Dan, menggugah pembaca dengan ungkapan batin yang jujur dan penuh perenungan. Ditulis pada 18 September 2025 di Kotabaru, karya ini menyentuh sisi emosional manusia tentang pencarian arti sejati dari kebahagiaan. Rabu, 22 Oktober 2025.

Dalam tulisannya, Kak Dan  menggambarkan suasana batin yang sunyi dan penuh tanya. Melalui metafora hujan yang mengguyur deras, ia menyampaikan kesendirian dan pergulatan batin seseorang yang terus berusaha memahami apa sebenarnya makna bahagia.

“Kini diriku kembali diguyur hujan, hujan kali ini begitu deras… hanya ada dingin dalam hatiku, tanpa ada penghangat suasana yang disebut kebahagiaan,” tulisnya dalam pembuka senandika tersebut.

Karya ini bukan sekadar curahan hati, tetapi juga refleksi spiritual. Kak Dan menyinggung bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu lahir dari kelengkapan hidup atau cinta, melainkan dari kemampuan berdamai dengan kenyataan dan menerima takdir Tuhan.

“Semoga kebahagiaan itu bisa aku rasakan, agar bisa aku berhenti terus mencari makna kebahagiaan…,” tulisnya, menutup senandika dengan nada pasrah dan doa yang mendalam.

Karya “Mencari Makna Bahagia” mendapat apresiasi dari pembaca tingkat Nasional di Indonesia, terutama di kalangan komunitas literasi daerah yang melihat tulisan tersebut sebagai cerminan realitas banyak orang muda hari ini — yang hidup di tengah hujan tantangan dan terus mencari arti damai dalam diri sendiri.

Melalui bahasa yang sederhana namun menyayat, Tulisan Si Hitam mengajak pembaca untuk merenungi bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang ditemukan di luar diri, tetapi lahir dari ketulusan hati menerima setiap peristiwa kehidupan. (Tim EPL Timur).

Narasi Senandika;

“Mencari Makna Bahagia”
Karya: Tulisan Si Hitam / Muhammad Ramadani (Kak Dan)

Kini diriku kembali diguyur hujan, hujan kali ini begitu deras, suara hujan cukup sudah menggambarkan apa yang aku rasakan. Hanya ada dingin dalam hatiku, tanpa ada penghangat suasana yang disebut kebahagiaan. Bersama deras hujan aku mencari apa itu kebahagiaan.

Aku kadang berdebat dengan batinku sendiri, jika bahagia itu lahir dari keluarga yang lengkap jelas aku tak punya, jika bahagia itu lahir dari cinta jelas aku belum bisa mendapatkannya, yang pasti aku pahami bahagia itu bukan sekedar tentang tawa tapi tentang rasa.

Hujan datang hanya sementara, lalu akan berhenti dan pergi kala takdirnya harus berlalu, bersama hentinya hujan aku hanya ingin titip angan. Semoga kebahagiaan itu bisa aku rasakan, agar bisa aku berhenti terus mencari makna kebahagiaan, sebab aku juga ingin menjadi insan yang bisa berdamai dengan keadaan tanpa harus memaksakan apa yang tak ditakdirkan oleh Tuhan.

Hujan hari ini akan terus meninggalkan kenangan, biarlah hujan mengguyur sekujur badan, asal jangan selalu diguyur tangisan. Biarlah aku terus dalam pencarian makna kebahagiaan sampai semua aku temukan. Tak akan aku lari dari kenyataan, hanya ada doa yang terus aku panjatkan semoga Tuhan akan mengabulkan.

Tertulis di Kotabaru, 18 September 2025.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasus PT ADCL: Bupati Abdul Hadi Bantah Tudingan, Tegaskan Dirinya yang Bongkar Penyimpangan

R2 Bomber Muda PS. Saijaan Putra Maximus Kembali, Siap Ledakkan Gawang Lawan di Piala Bupati 2025

Dibawah Genggaman Lasdat, PS. Saijaan Putra Maximus Kembali Bangkit Untuk Turnamen Piala Bupati Kotabaru Cap 2025.